“Dokter Gigi Ini Mengakui Kejahatannya Setelah 20 Tahun”


“Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” (Ams 28:13)  
Colin Howel sangat sulit menerima kenyataan pahit yang sedang terjadi dalam hidupnya. Pria yang taat beragama ini merasa hancur hati ketika mengetahui Lesley,istri yang sangat dikasihinya,  ternyata selingkuh dengan seorang polisi bernama Trevor Buchanan.

Akibatnya, Colin Howel merencanakan pembunuhan profesional terhadap sang  istri dan selingkuhannya. Caranya, Colin Howel menempelkan botol susu bayi berisi asap karbon monoksida yang ditaruh didalam mobil yang parkir dirumahnya.

Ketika sang istri dan polisi selingkuhannya “tidur” di dalam mobil, keduanya tanpa sadar mengirup racun maut ini. Dan, dampaknya, kedua insan berlainan jenis ini tewas meregang nyawa.

Colin Howel lepas dari jerat hukum karena berhasil membuat kesan bahwa kematian sang istri dan pasangan selingkuhannya adalah karena upaya bunuh diri. Dan selama dua puluh tahun, Colin Howel,mampu menyembunyikan  pembunuhan  berencana yang dilakukannya.

Tetapi, berbagai persoalan dan masalah hidup yang dialaminya pasca peristiwa pembunuhan itu, membuat hidup Howel hancur. Pria ini tidak kuasa menghadapi kebangkrutan bisnis yang berujung pada kehilangan uang sejumlah kehilangan dana 350.000 euro atau sekitar Rp 4,2 miliar.

Dalam situasi serba sulit inilah, Howel memberikan pengakuan dosa-dosanya dihadapan seorang pastor. Atas dasar pengakuan dosa inilah  maka akhirnya Howel dibawa kepengadilan untuk mempertanggungjawabkan kejahatan yang pernah dilakukannya.(diolah dari sumber: tribunnews.com)

Renungan

Meski berhasil menyembunyikan kejahatannya dari jerat hukum untuk sementara waktu, tetapi ternyata Colin Powel tidak bisa menyembunyikan kesalahannya dari dirinya sendiri. Begitu juga dengan kita, meski kita bisa mengelabui orang lain, tetapi kita tidak bisa menipu diri sendiri dan Tuhan. Hal-hal apakah yang sebaiknya kita akui sekarang ini supaya ada kelegaan bagi hati,tubuh,jiwa dan roh kita? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar