“Peduli, Bos Baik Hati Ini Bagikan Bonus Rp 961 Milyar”


  “Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!” (2Taw 9:7)

Apa yang diperbuat Ken Grenda adalah kisah langka dalam dunia bisnis. Bagaimana tidak, pengusaha bus asal Australia ini, membagi-bagikan  bonus senilai AS$ 15 juta atau sekitar 961 miliar kepada para karyawannya.

Kebijakan ini lahir karena kesadaran Ken Grenda  pada disparitas gaji antara eksekutif dan para karyawannya. Menurutnya, selama perusahaan berjalan, para eksekutif menerima gaji yang terlalu tinggi sementara para karyawan biasa menerima gaji yang rendah.

Luar biasanya, Ken Grenda, pria berusia 79 tahun ini, membagikan bonus tanpa pilih kasih. Pengusaha baik hati ini membagikan rata bonus hasil penjualan perusahaan kepada 1800 orang karyawannya. Setiap karyawan perusahaan bus ini mendapat bonus senilai 8.300 dollar Australia atau senilai Rp 53 juta.

Para karyawan sendiri mengakui bahwa selama menjalankan bisnisnya, Ken Grenda adalah pemimpin yang baik bagi mereka. Dan bahkan banyak diantara para karyawan ini sudah bekerja mengikuti perusahaan Ken sejak orangtua mereka masih hidup.

Dampak pemberian bonus dari Ken Grenda sungguh sangat luar biasa. Banyak ucapan terimakasih, rasa syukur dan kiriman bunga sebagai balasan atas apa yang diperbuat Ken Grenda.

Para karyawan sangat bergembira. Dan bahkan banyak yang menitikkan air mata atas kebaikan hati Ken Grenda.

Ken Grenda sendiri mengakui bahwa ia sangat berbahagia dengan apa yang bisa dilakukannya bagi para karyawannya yang hebat.  “Kami memiliki orang-orang yang hebat," ujar Grenda memuji para karyawannya. (diolah dari sumber:detik.com)

Renungan

Selama menjalankan bisnisnya, Ken Grenda sudah berbagi kebahagiaan dengan menjadi pemimpin yang mengasihi para karyawannya. Seakan belum cukup, setelah menjual perusahaannya, Ken Grenda juga mau berbagi kebahagiaan dengan para karyawannya. Ken hidup dengan berbagi kebahagiaan sepanjang hidupny, bagaimana dengan kita, apakah kita hidup untuk membuat sesama menangis bahagia atau justru membuat sesama menangis karena menderita oleh kehadiran kita? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar