“Anak Yang Berbakti, Rela Memanggul Ibu Seumur Hidup”

 “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Ul 5:16)  
Li Yuanyuan sudah harus berjuang merawat ibunya sejak usianya masih 7 tahun. Kejadian itu berawal dari sebuah kecelakaan lalu lintas yang membuat sang ibu mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya.


Saat ibunya lumpuh, sang ayah justru menghilang dari kehidupan keluarga. Dalam situasi inilah, Yuanyuan mulai mengemban tugas untuk kelangsungan hidup keluarganya.

Saat masih usia 7 tahun, gadis ini sudah harus bekerja keras dengan menjadi seorang pemulung. Dan semua uang penghasilannya digunakan untuk merawat sang ibu.

Sang ibu, selain lumpuh juga sering mengalami kejang otot, karena sepanjang waktu hanya bisa berebahan. Dalam keadaan sakit inilah, Yuanyuan menunjukkan baktinya bagi sang ibu.

Setiap kali sang ibu keluar masuk rumah sakit untuk perawatannya, Yuanyuan, gadis yang tinggal di Changchun, Tiongkok ini, selalu menemani sang ibu. Dengan penuh pengabdian yang luar biasa, Yuanyuan memanggul sang ibu diatas punggungnya. Bukan hanya sekali dua kali, tanpa terasa, Yuanyuan sudah memanggul ibunya selama 21 tahun lebih.

Bahkan sampai sekarang, saat Yuanyuan sudah menikah dan sudah memiliki anak, pengabdiannya pada sang ibu tidak pernah berkurang. Setiap kali, saat ibunya harus berobat ke rumah sakit, Yuanyuan masih memanggul sang ibu dipunggungnya sambil menggendong sang anak di dadanya.

Sang ibu mengakui, meski hidup dalam keadaan menderita selama 21 tahun ini, namun dia sangat puas. Sang ibu menyatakan bahwa dia merasa dirinya sungguh-sungguh dapat menikmati kehangatan kasih dalam keluarga.

Yuanyuan sendiri mengungkapkan, selama 21 tahun ini, dirinya sangat bahagia. Yuanyuan bersyukur karena dia adalah seorang anak yang masih memiliki seorang ibu. Luar biasa!(diolah dari sumber: dhammacitta.org)

Renungan

Kasih yang sungguh adalah kasih yang memberi tanpa mengeluh, berkorban tanpa pamrih dan mengabdi dalam kesetiaan. Kasih yang sungguh mampu mengatasi keterbatasan dengan ketakterbatasan hati yang rela berbakti. Bagaimana wujud kasih cinta, bakti, dan abdi kita bagi ibu kita? (Bertinus Sijabat- Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar