“Kinerja Wanita, Dahsyat Bila Ditantang; Ambruk Bila Dirayu Rekan Pria”

Sebuah penelitian mengenai dampak tatapan mata dan perkataan pujian terhadap lawan jenis diadakan oleh  Dr Sarah Gervais dari Universitas Nebraska. Dalam penelitian ini, diadakan latihan wawancara kerja, dimana para responden diwawancarai oleh lawan jenis.

Kelompok wanita dibagi menjadi dua kelompok, yaitu satu kelompok mendapat tatapan dan pujian dari lawan jenis, dan kelompok lain diperlakukan sebagaimana wawancara biasa. Kelompok pria juga dibagi dua kelompok, yang mendapat tatapan dan pujian dan kelompok yang mendapat perlakuan wawancara biasa.
Khusus Bagi kelompok yang mendapat perlakuan khusus, maka pewawancara mempunyai dua aturan main. Pertama, saat responden memasuki ruang wawancara, para pewawancara menatap responden dari ujung kaki ke ujung rambut. Kemudian, kedua, pewawancara juga menatap ke daerah dada selama sesi wawancara.
Setelah itu, para pewawancara memberitahukan bahwa responden terlihat sangat menarik dan kemampuannya juga luar biasa. Lalu, para responden diberikan waktu selama 10 menit untuk menyelesaikan 12 soal matematika.
Hasilnya? Rata-rata wanita yang ditatap dan dipuji oleh para pria hanya bisa menjawab kurang dari 5 soal matematika dengan benar. Sementara, rata-rata wanita yang tidak dilirik dan dipuji menjawab soal matematika jauh lebih baik. Sebaliknya, responden pria tidak terpengaruh sama sekali dengan perbedaan perlakuan, karena kedua kelompok pria mendapat nilai sama. (diolah dari sumber:vivanews.com)
Renungan
Para wanita yang mendapat rayuan dari para pria cenderung memburuk hasil kerjanya. Sebaliknya para wanita yang tidak mendapat rayuan dari pria justru seakan membuktikan bahwa dirinya mampu, sehingga kinerjanya lebih baik. Motivasi apa yang menggerakkan kita untuk berprestasi: pujian, rayuan atau tantangan? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar