“Senyum Tulus, Menyehatkan. Senyum Masam?”

 “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Rom 12:15) 
Senyum yang tulus memberikan efek positif bagi kesehatan manusia. Sebaliknya, senyum yang dipaksakan justru malah membahayakan bagi kesehatan.

Sebuah penelitian terhadap servis berupa senyuman diadakan oleh tim psikolog dari University of Northampton Business School, Inggris. Penelitian ini diadakan terhadap para karyawan yang khusus melayani pelanggan.
Para peneliti meminta para karyawan untuk mensimulasikan emosi dalam pekerjaan. Termasuk dengan seberapa besar usaha tiap karyawan untuk menjadi ramah dan tersenyum pada para pelanggan.
Hasilnya, ternyata para karyawan membutuhkan biaya emosi yang besar untuk dapat melakukan pelayanan senyum dan ramah. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kelelahan fisik, emosi dan sikap sinis dalam diri para karyawan.
Menurut Dr Quinoqes-Garcia, pemimpin dalam penelitian ini, ada dua implikasi praktis yang harus diperhatikan sehubungan dengan hasil penelitian ini. Pertama, pada tahap rekruitmen, level kerentanan calon pekerja harus dapat diidentifikasi dengan baik. Kedua, perusahaan harus memiliki mekanisme  khusus dalam membantu karyawan untuk mengatasi probelem emosi ketika berhadapan dengan pelanggan. (diolah dari sumber:vivanews.com)
Renungan
Pelayanan senyum yang dilakukan dengan tulus baik bagi kesehatan kita. Sebaliknya, pelayanan senyum yang dilakukan dengan terpaksa justru merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Jenis senyuman apa yang sedang kita kembangkan, senyum manis atau senyum masam? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar