“Bayi, Belajar Dari Contoh Yang Baik”

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Ams 22:6)
Bayi cenderung mengikuti perilaku seseorang yang memiliki rekam jejak informasi yang bisa dipercaya. Sebaliknya, bayi cenderung menolak informasi dari seseorang yang memiliki rekam jejak yang tidak dapat dipercaya.

Sebuah studi mengenai pengaruh kepercayaan terhadap perilaku diadakan oleh peneliti dari Concordia University, Montreal, Kanada. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa bayi dapat membedakan antara sumber yang dapat dipercaya atau yang tidak dapat dipercaya.

Sumber yang tidak dapat dipercaya adalah sumber yang menunjukkan perilaku tidak sesuai dan  inkonsisten. Sementara sumber yang dapat dipercaya adalah sumber yang menunjukkan perilaku yang sesuai dan konsisten.

Saat para bayi sedang bergembira, para peneliti mengajarkan   sebuah contoh menyalakan lampu dengan menggunakan tangan. Kemudian, para bayi diminta untuk mengikuti contoh ini.

Setelah para bayi melakukan contoh pertama, sebagian para peneliti mencontohkan menyalakan lampu dengan menggunakan jidat dan sebagian masih dengan menggunakan tangan. Kemudian, para bayi diminta mempraktekkan cara menyalakan lampu.

Ternyata, para bayi yang meniru perbuatan yang tidak dapat dipercaya hanya sebesar 34 persen. Sementara, 61 persen bayi tetap meniru tindakan penguji yang dapat mereka percaya. (diolah dari sumber:antaranews.com)

Renungan

Contoh yang baik adalah contoh mengenai adanya kesesuaian antara apa yang diajarkan dan apa yang diperbuat. Jika ada inkonsistensi dan ketidaksesuaian  antara perilaku dan perkataan maka hal itu bukanlah contoh yang pantas diteladani. Contoh apa yang sedang kita perbuat secara konsisten dan sesuai antara kata dan perbuatan? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar