“Sayang Ibu, Dokter Bedah Donorkan Ginjalnya”

“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”(Ef 6:1-3)

Dilshad akan meninggal dalam beberapa bulan jika tidak ada orang yang mendonorkan ginjalnya pada wanita ini. Wanita berumur 64 tahun ini, memang harus selalu rutin menjalani dialisis, yaitu cuci darah untuk pasien gagal.

Kenyataan pahit ini membuat Asim Syed, berumur 32 tahun, seorang dokter ahli bedah di Inggris, mengambil keputusan berani dengan mendonorkan ginjalnya sendiri pada sang ibu. Dan walau  ginjal Asim Syed cocok, tetapi masih ada masalah, yaitu karena perbedaan golongan darah Asim Syed dengan ibunya.

Masalah ini mengakibatkan Asim Syed, yang bekerja di London Hammersmith Hospital, Inggris, harus melakukan transplantasi dengan sebuah cara baru untuk donor dan penerima, yaitu dengan  dengan organ-paired atau pooled donation. Pendonoran ini dilakukan dengan  mencari kecocokan melalui sebuah rantai donor anonim.

Rantai transplantasi diadakan melaui tiga transplantasi yang melibatkan tiga donor dan tiga penerima dari tiga pusat transplantasi secara bersamaan. Jadi ginjal Syed diberikan kepada penerima di Midlands, dan ibunya menerima ginjal dari seseorang di selatan Inggris.

Transplantasi dengan rantai donor ini berlangsung dengan baik dan sukses. Rantai donor ini memberi manfaat bagi semua yang terlibat dalam prosesnya. (diolah dari sumber: detikhealth.com)

Renungan

Kasih yang sejati adalah kasih yang bertindak dengan perbuatan nyata. Kasih yang rela berkorban bagi orang yang kita kasihi. Kasih yang rela memberikan yang terbaik yang dapat kita persembahkan. Sudahkah kita rela berkorban bagi orang yang kita kasihi? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)