“Bahaya Minuman Soda dan Junk Food”

 “Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman." (Ibr 3:15) 
Dr Sara Bleich, pakar kesehatan dari  John Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat ini, sangat gerah dengan ketidaksadaran warga masyarakat akan bahaya makanan ‘junkfood’ dan ‘minuman bersoda’. Padahal, banyak masalah kesehatan yang timbul karena banyaknya  kalori terkandung dalam kedua jenis makanan dan minuman ini.

Kadar gula yang tinggi yang terdapat dalam makanan sampah dan minuman soda dapat menyebabkan penyakit obesitas, penyakit jantung, dan penyakit diabetes tipe-2. Ironisnya, banyak kalangan remaja dan masyarakat kalangan bawah yang justru harus mengalami sakit-penyakit ini.


Menurut Dr Sara Bleich, salahsatu cara dahsyat agar masyarakat sadar tentang bahaya kalori dan gula tinggi adalah dengan memberi peringatan tertulis. Hal ini penting, karena tidak semua warga sadar dan paham  akan bahaya kalori dan gula kadar tinggi.

Peringatan tertulis yang disarankan oleh Dr. Sara Bleich bukan sekedar pencantuman jumlah atau kandungan kalori dan gula. Peringatan tertulis ini harus mencakup jumlah latihan fisik yang harus dilakukan untuk menetralisir tubuh pasca minum soda dan makan junkfood.

Keyakinan Dr. Sara makin dikuatkan oleh sebuah riset yang dilakukan terhadap kaum remaja. Dalam riset ini, diletakkan tiga tulisan di dekat rak junk food atau kulkas berisi minuman bersoda.

Tulisan pertama, 'Apakah Anda tahu kalau 1 kaleng soda itu = 250 kalori?'. Tulisan kedua, 'Apakah Anda tahu jika 250 kalori itu setara dengan 1/10 asupan kalori Anda dalam sehari?'  Dan, tulisan yang terakhir berbunyi "Tahukah Anda kalau Anda minum sekaleng soda atau jus buah kotak, Anda harus berlari selama 50 menit?'

Tulisan pertama dan kedua hanya mengakibatkan turunnya angka penjualan junk food dan minuman bersoda sampai sepertiga. Tulisan ketiga, mengakibatkan dampak yang lebih hebat, yaitu turunnya angka penjualan sampai setengah. (diolah dari sumber:vivanews.com)

Renungan

Peringatan tertulis akan lebih efektif jika mencantumkan hukuman atau akibat langsung jika tidak dipatuhi. Jadi sudahkah kita mentaati rambu-rambu, peringatan-peringatan atau larangan-larangan yang baik bagi tubuh dan jiwa kita? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar