Hidup Bahagia Tanpa Uang

“Hidup Bahagia Tanpa Uang”

 “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
(Luk 12:34)

Zig Ziglar, seorang motivator terkenal Amerika mengatakan: “Uang bisa membeli rumah,tetapi bukan kediaman; membeli ranjang,tetapi bukan tidur yang nyenyak; kesempatan bersenang-senang,tetapi bukan kedamaian pikiran; dan kawan,tetapi bukan sahabat.”

Jadi ada hal-hal yang dapat dibeli dengan uang, dan ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dibeli dengan uang. Tanpa uang beberapa masalah bisa saja terjadi, tetapi dengan kelimpahan uang juga tidak menjamin hidup bebas masalah bukan?

*****

Bagi kebanyakan orang, kekurangan dan ketiadaan uang adalah masalah yang harus dipecahkan. Tapi  bagi Karl Rabeder, seorang pribadi yang kaya raya, kelimpahan uang justru adalah jadi masalah tersendiri.

Pria Austria berusia 49 tahun ini, mengungkapkan bahwa kekayaan tidak membuatnya bahagia. Malahan, menurut pengakuannya, kelimpahan materi membuatnya tampak kelihatan tua karena sulit tersenyum.

Kini, pribadi bersahaja ini merasa bahagia karena telah berhasil mengalahkan dirinya sendiri dengan usaha membantu orang lain dengan kekayaan yang dimilikinya. Karl Rabeder  menjual perusahaannya, rumah, mobil mewah, pesawat pribadi, dan mendonasikan seluruh uangnya ke sebuah yayasan sosial.

Yayasan yang mendapat donasi kekayaan Karl Rabeder ini adalah yayasan yang memberikan pinjaman kepada orang-orang miskin di berbagai belahan bumi. Kesuksesan program yayasan yang membantu orang-orang  susah inilah yang membuat Karl  Rabeder berbahagia dan berterimakasih pada yayasan yang membantunya menikmati kebahagiaan hidup.

"Saat ini saya bahagia. Cinta, sinar matahari, dan udara segar, itulah yang saat ini membuat saya bahagia," ujar Karl, seperti dikutip Orange, Jumat (18/11/2011). Rasa bahagia karena berguna bagi sesamanya membuat wajah Karl menjadi tampak lebih muda dan sumringah.
(diolah dari sumber: okezone.com)

Renungan

Pemberian kita, sebanyak apapun jumlahnya, tidak akan pernah membuat kita menjadi lebih miskin. Justru, semakin sering dan semakin tulus kita dalam memberikan sesuatu, semakin menunjukkan bahwa kita sesungguhnya kaya dalam kemurahan hati.

Kita tidak dapat memberikan sesuatu yang tidak ada pada diri kita. Hanya apa yang ada pada kitalah yang dapat kita berikan. Apa yang kita punyai, yang dapat kita berikan, sehingga dunia ini menjadi semakin  baik? Sudahkah kita memiliki kemurahan hati, kekayaan hati dan kekuatan hati untuk berbagi? (Hamba-Nya:Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar