“Tak Ingin Jadi Beban Keluarga, Wanita Ini Membedah Perutnya Sendiri”

Wu Yuanbi sadar bahwa tabungan keluarga sudah terkuras habis untuk membiayai pengobatannya. Dan Wu tahu, bahwa untuk melakukan operasi kembali dibutuhkan biaya yang sangat besar.

Setidaknya, dibutuhkan biaya sebesar 50.000 yuan atau Rp 65 juta untuk operasi kedua baginya. Jumlah ini sangat jauh diluar kemampuan keluarga imigran ini.

Pada operasi pengeluaran cairan pertama, keluarga ini sudah menghabiskan seluruh tabungan yang ada. Wanita penderita sindrom Budd-Chairi, yaitu suatu kondisi kronis yang menyebabkan perut penuh cairan ini, tidak ingin keluarganya merasakan beban atas penyakitnya.

Tak kuat menahan sakit akibat desakan cairan dari dalam perutnya, wanita ini memutuskan untuk melakukan tindakan dramatis. Wu membedah perutnya sendiri dengan menggunakan pisau dapur!

Operasi pembedahan ini dilakukan oleh Wu saat suaminya Cao Yunhui sudah berangkat ke tempat kerja. Akibatnya, usus Wu terburai dan tubuhnya dipenuhi dengan cairan kuning yang selama ini mengganggu hidupnya.

Sempat mengalami rasa sakit yang luar biasa selama berjam-jam, Wu Yuanbi tidak mau menyerah. Wanita ini terus berjuang menahan rasa sakit, sampai sang suami pulang dan membawanya ke rumah sakit.

Aksi Wu Yuanbi, yang tinggal di Chongqing, China bersama keluarganya sejak tahun 1989 ini, mendapat perhatian luas setelah diberitakan diberbagai media di China. Pihak rumah sakit sendiri memutuskan untuk menggratiskan seluruh biaya perawatan dan pengobatan Wu  Yuanbi.

Saat diwawancarai, Wu menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menjadi beban bagi keluarga. “Kalau saya mati, setidaknya saya sudah membebaskan keluarga saya dari beban merawat saya,” kata Wu. Dari ucapannya, jelas bahwa upaya ini dilakukannya dengan harapan untuk sembuh! (diolah dari sumber: surya.co.id)

Renungan

Wu tidak putus asa dengan kemiskinan dan sakit- penyakit yang dialaminya. Dalam keadaan sesulit ini, Wu masih berusaha mencari solusi agar persoalannya bisa diselesaikan. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita berusaha menjadi berkat bagi keluarga dan sesama? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar