“Pengakuan Georges Remi, Sang Penulis Komik Tintin(1)”

“Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yak 4:17)
Hidup di dua dunia yang berbeda ternyata sangat melelahkan. Bagaikan harus hidup dengan dua peran dan keyakinan yang saling bertentangan satu sama lain.

Perasaan dan pemikiran yang saling bertentangan ini juga dialami oleh Georges Remi. Penulis komik terkenal ‘Tintin’ ini mengakui betapa ia sendiri mulai muak dengan hasil karya yang fenomenal itu.


Walau pada awalnya sangat antusias dalam menulis komik ‘tintin’, namun perjalanan berikutnya justru sangat meletihkan bagi Georges Remi. Ada perasaan ‘terpaksa’, suatu ‘keharusan’ atau pertentangan berat baginya untuk meneruskan karya yang telah terjual lebih dari 200 juta eksemplar ini.

Pengakuan jujur  George Remi, yang berasal Belgia ini, tertulis dalam surat-surat yang ditinggalkan oleh penulis terkenal ini. Dalam suratnya, George Remi mengungkapkan, "Benar-benar ada perceraian antara yang ada di pikiranku dengan yang saya ciptakan dan saya gambar."

"Saat ini, karyaku membuatku muak.Tintin bukan lagi saya. Saya harus membuat usaha yang tidak menyenangkan untuk menciptakan (dia)... Jika Tintin terus ada, berarti dia tercipta lewat sejenis nafas buatan yang harus terus saya lakukan dan hal itu membuat saya letih," tulisnya. (diolah dari sumber: republika.co.id)

Renungan

Pertentangan antara hati nurani, keyakinan, dan pekerjaan seringkali membuat kita letih dan lelah. Sudahkah kita berusaha hidup jujur dengan mengakui apa yang sesungguhnya benar-benar  kita inginkan? (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar