Aturan Tanpa Hati Nurani

“Aturan Tanpa Hati Nurani”

 “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” (2Kor 3:6) 
 

Standar operasional prosedur dirancang untuk mempermudah pelayanan di dalam sebuah organisasi. Tapi apa jadinya, jika dalam pelaksanaan dilapangan, prosedur dijadikan panglima tanpa melibatkan hati nurani?

Prosedur tanpa melibatkan hati nurani dan empati didalamnya adalah prosedur yang mematikan dan merugikan. Sebaliknya, prosedur yang tepat ditambah dengan keterlibatan hati nurani dan empati didalam prosesnya, dapat memberikan kehidupan dan kebaikan bagi semua pihak.

*****

Malang nian nasib Hu Chi, seorang pria asal Taiwan yang sedang mengunjungi kekasihnya di Putian, Propinsi Fujian China. Perjalanan yang seharusnya penuh kenangan manis ini berakhir duka yang sangat menyesakkan. Bukan hanya kehilangan uang, Hu Chi juga harus kehilangan tangan kirinya.

Tiga perampok China yang kejam, selain merampok Hu Chi, juga memotong tangan kirinya demi mendapatkan arloji Rolex berlapis emas dan cincin emas. Tidak cukup sampai disitu, sesampai dirumah sakit untuk operasi, polisi malah datang menghentikan operasi penyambungan tangannya.

Dengan alasan untuk menulis laporan resmi kejadian, polisi dengan tega menyita tangan kiri Hu Chi sebagai barang bukti. Walaupun Hu Chi sudah memohon dengan sangat agar tangannya dikembalikan supaya dapat disambung melalui operasi, polisi tetap menolaknya.

Prosedur yang keterlaluan ini akhirnya berdampak buruk bagi Hu Chi. Para dokter menyatakan, setelah tiga jam pemeriksaan selesai polisi selesai, tulang tangan Hu Chi sudah rusak, sehingga tidak ada gunanya melakukan operasi.

Insiden yang menyesakkan ini mendapat sorotan dan kecaman dari berbagai pihak. Warga Taiwan sangat menyayangkan sikap polisi China yang kurang mampu melindungi para wisatawan Taiwan saat berkunjung ke China. (diolah dari sumber: surya.co.id)

Renungan

Penerapan prosedur tanpa melibatkan hati nurani dan empati menghasilkan kerugian bagi semua pihak. Bagaimanapun juga, manusia adalah mahluk sosial yang butuh interaksi satu sama lain demi meraih kebahagiaan bersama.

Jadi yang benar adalah Tolong Dulu Urusan Belakang, dan bukan Prosedur dahulu  tolong kemudian! Ingatlah, segala sesuatu yang kita kehendaki supaya orang perbuat kepada kita, perbuatlah terlebih dahulu kepada orang lain. Prinsip ini adalah prinsip aktif, melakukan terlebih dahulu daripada yang lain. Jangan ada lagi Hu Chi-Hu Chi berikutnya yang jadi korban karena kelalaian dan legalisme yang kita anut. (Hamba-Nya: Bertinus Sijabat-Yogyakarta) 

Posting Komentar

0 Komentar