“Joanne O’Riordan: Tanpa Tangan, Tanpa Kaki Berhasil Mengubah Kebijakan Irlandia.”

“Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" (Yes 35:4)
Joanne O’Riordan  menderita kondisi langka, yaitu penyakit total amelia. Kondisi ini membuatnya tidak memiliki tangan dan kaki sejak lahir. Selain itu, dia juga menderita scoliosis atau penyakit kelelngkungan tulang belakang.

Apakah Joanne menangisi semua penderitaannya? Tidak! Gadis hebat ini  tidak mengeluh dengan segala keadaannya. Bahkan Joanne adalah gadis yang masih bisa bersyukur dan berbesar  hidup dengan keberadaannya.

Joanne, gadis yang tinggal di Cork, Irlandia ini, tidak ingin dibedakan atau diistimewakan oleh kedua orangtuanya karena penyakitnya. Dalam kesehariannya, Joanne belajar melakukan segala hal secara mandiri. Joanne tidak ingin bergantung pada orang lain dalam hidupnya.

Sejak kecil, Joanne adalah pribadi yang lembut dan suka tertawa. Gadis manis ini senantiasa mampu memberikan kebahagiaan bagi semua anggota keluarganya. Joanne bahkan sangat menikmati masa-masa kecilnya karena dia dibesarkan didalam sebuah keluarga yang penuh dengan belas kasih dan perhatian kepadanya.

Sejak kecil, ayahnya  Joe dan ibunya Ann, sudah mengajarkan kepada Joanne agar sang anak belajar melakukan  hal-hal bermanfaat  menurut cara Joanne sendiri. Hal ini penting, karena kedua orangtuanya tidak akan selamanya  bisa membantu Joannne.

Oleh karena itu, kedua orangtuanya selalu berusaha memberikan sesuatu kepada Joanne dengan tujuan supaya Joanne bisa belajar  menggunakannya bagi dirinya sendiri. Salutnya, Joanne benar-benar sadar bahwa kemandirian dalam melakukan hal-hal yang berguna adalah tanggungjawab pribadi yang harus dikerjakannya sendiri.
Ayahnya mengajar Joanne bagaimana cara berguling. Sang ayah biasanya akan melemparkan permen supaya Joanne ikut berlomba untuk mendapatkannya bersama-sama keempat kakaknya.

Ibunya memberikan Joanne pensil, pena dan krayon. Sang ibu meminta Joanne berpikir sendiri, apa yang dapat ia lakukan dengan hadiah pemberian sang ibu. Nah, Joanne  akhirnya memutuskan  utnuk menggunakan bibir dan dagunya saat belajar menulis.

Saat ini, Joanne O’Riordan bisa melakukan berbagai aktifitas sendiri. Joanne biasa menggunakan laptop dan terlatih  mengerjakan tugas sekolah dengan memakai  mulut dan bibirnya.

Bahkan Joanne bukan hanya memberi kebahagiaan kepada keluarganya, tetapi juga bagi anak-anak difabel lainnya. Dengan tekad yang luar biasa, Joanne  memperjuangkan agar tunjangan terhadap kaum muda difabel  tetap diberikan oleh pemerintah Irlandia. Dan luar biasa, meski dia sendiri berjanji tidak akan menggunakan tunjangan difabel untuk hidup, tetapi pemerintah Irlandia memutuskan untuk tetap memberikan tunjangan bagi kaum muda difabel.(diolah dari sumber:detikhealth.com)

Renungan

Terlalu mudah menangisi kekurangan dan penderitaan dalam hidup ini, tetapi apakah hal itu bermanfaat? Mari belajar menghadapi berbagai persoalan dengan kebesaran hati. Mari belajar bersyukur atas semua hal yang  dapat kita nikmati dalam hidup ini. (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar