Kasih Yang Tak Ternilai


 “Kasih Yang Tak Ternilai”

“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan
menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”(Amsal 17:17)

 
Kasih tak ternilai adalah kasih yang sanggup memberi arti  kepada orang yang tak bernilai. Kasih yang mampu memberi semangat hidup disaat asa meredup. Bahkan sanggup memberi kekuatan ditengah ketakpastian hidup.

Kasih tak ternilai adalah kasih yang melebihi harta, kata dan logika. Kasih tak ternilai adalah kasih yang mampu memberi nilai lebih dalam setiap proses dan hasilnya.
*****

Apa yang dapat dilakukan oleh anak usia 3 tahun bagi ayahnya yang lumpuh?  Jangan menanyakan pertanyaan ini pada Dong Xinyi, karena jawabannya pasti menyentuh hati dan jiwa anda.

Fakta dan realitas pengabdian yang dilakukannya benar-benar melampaui kata dan logika. Lebih dari sekedar kata, lebih dari sekedar janji. Dong Xinyi adalah sebuah bukti tentang kasih yang tak ternilai.

Meski usianya baru 3 tahun, Dong Xinyi benar-benar menjadi seorang malaikat hidup yang nyata bagi Dong Jian. Petani miskin di Huanghong, Guangdong, China ini ditinggalkan oleh sang istri setelah mengalami kecelakaan fatal yang membuatnya lumpuh.  

Dalam situasi serba tak menentu dan penuh keterbatasan inilah, Dong Xinyi, anaknya, hadir memberi warna baru didalam hidup Dong Jian. Bagaikan oase ditengah padang pasir, demikianlah kehadiran Dong Xinyi menjadi harapan dan kekuatan yang nyata bagi Dong Jian untuk menatap hari depan yang lebih baik.

Dong Xinyi, anak kecil istimewa ini, benar-benar anak yang  berbakti kepada sang ayah dengan perjuangan yang luar biasa. Dong Xinyi setia merawat, memandikan dan bahkan membersihkan kotoran ayahnya setiap hari.

Setiap hari, Dong Xinyi harus menimba air, mengambilkan minuman, dan menjagai ayahnya yang sakit. Setiap kali, Dong Xinyi hadir memberikan semangat baru bagi ayahnya.

Renungan

Dong Jian, sang papa mengungkapkan,” Ia segalanya bagi saya. Kehadiran Dong Xinyi benar-benar membuatku kini masih ada disini. Saya kagum dan salut pada anakku.”

Disaat tidak ada lagi yang peduli kepada Dong Jian, bahkan termasuk ayah dan ibunya, ternyata masih ada Dong Xinyi. Lalu disaat tidak ada yang mau melakukan sesuatu bagi keluarga kita, sudahkah kita melakukan sesuatu? Saat ada seseorang  yang membutuhkan pertolongan kita, sudahkah kita peduli? (HambaNya: Bertinus Sijabat -Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar