“Cinta Yang Tak Pernah Padam”

  “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,  maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”(Ams 3:3-4)
 
Steve Smith, pria Inggris jatuh cinta pada Carmen Ruiz-Perez, seorang wanita Spanyol. Jalinan kasih kedua pasangan ini terjadi saat Ruiz-Perez menjalani program pertukaran mahasiswa di Brixham, Inggris.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, keduanya harus berpisah karena Carmen Ruiz-Perez harus segera pindah  ke Paris. Carmen harus pergi karena ia harus mengelola sebuah toko di Prancis.

Tetapi rasa cinta dihati Steve adalah rasa cinta yang sungguh-sungguh. Demi menjalin kembali hubungan keduanya, Steve mengirimkan sebuah surat cinta  kepada sang kekasih.

Steve Smith mengirimkan surat cintanya ke alamat rumah Perez di Spanyol. Sayangnya, surat cinta itu belum sempat dibaca oleh Perez, karena terselip dan hilang selama satu dasawarsa.

Surat cinta yang hilang ini baru diketemukan 16 tahun kemudian. Para pekerja bangunan menemukannya  terselip di sebuah tungku ketika sedang melakukan renovasi.

Surat cinta Steve pun akhirnya sampai ketangan  Perez. Dan  Ruiz-Perez benar-benar tergugah dengan pernyataan cinta Steve.

Wanita ini segera  mencari tahu mengenai keberadaan Steve.  Lalu, kedua pasangan ini  sepakat untuk saling  bertemu  satu sama lain.

Pada saat bertemu, ternyata benih-benih dan rasa cinta itu masih tetap tumbuh mekar. Keduanya masih tetap saling jatuh cinta satu sama lain.

Pasangan ini kemudian menikah pada saat usia keduanya 42 tahun, setelah surat  cinta Steve sampai 16 tahun sejak dikirimkan.

Steve mengungkapkan,” Saya bahagia, karena akhirnya surat itu sampai ke tangan yang tepat.”  Sungguh, surat cinta memang memberi perbedaan! (diolah dari sumber:republika.co.id)

Renungan

Cinta yang tulus mampu membuat Steve menanti dengan penuh kesabaran selama bertahun-tahun. Dan Steve mampu menjaga api cinta itu selalu menyala dilubuk hatinya  yang paling dalam.
Mari kita belajar menjaga agar gelora cinta yang abadi itu selalu membara dihati kita. Sudahkah kita merawat cinta sejati kita?
(Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar